Ternyata benar dugaan Tiara ketika pertama kali melihat Rizki yang seperti menyimpan sebuah beban yang berat.
"Aku mengerti. Dan kalau kamu ingin menceritakannya semua kepadaku, aku siap mendengar semua itu, Rizki."
"Tapi untuk apa? Orang-orang di sekitarku selalu saja menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah kebenaran yang harus dituruti. Mungkin mereka belum mengerti bagaimana sakitnya berada di posisi aku. Percayalah, Tiara. Aku sendiri bahkan masih bimbang sampai sekarang tentang bagaimana caraku untuk bisa menyelesaikan permasalahannya."
"Masalah apa yang sedang kamu landa, Rizki? Katakan saja kepadaku. Mungkin kamu bisa meringankan sedikit beban yang terus terselumat di dalam hati kamu."
Rizki mendongakkan wajahnya pada langit sambil sesekali menghela napas dengan berat. "Apa yang lebih menyakitkan daripada cinta yang tidak direstui?"
Tiara seketika tertegun saat mendengar apa yang diutarakan Rizki.