Rizki berjalan menyusuri taman sendiri. Dia berusaha untuk menenangkan pikiran yang masih tersumbat di kepala.
Entah kenapa meskipun semua hal itu sudah terselesaikan, tapi dia masih belum tenang seperti ada hal yang akan terjadi ke depannya.
Ketika Rizki sedang terduduk di taman dengan pikiran yang berkecamuk, tiba-tiba seorang pria datang menemuinya.
Saat dia memicingkan mata berusaha mengingat, ternyata pria yang ada di depannya ini adalah teman satu sekolahnya, tapi beda kelas.
"Hai." sapa pria itu dengan ramah.
Rizki tersenyum. "Hai, namaku Rizki."
"Oh, aku Hamzah." Keduanya saling berjabat tangan. "Kalau boleh tahu, kenapa kamu di sini?" lanjutnya.
"Aku sedang mendinginkan pikiran saja. Rasanya entah kenapa..., permasalahan itu membuat kita jadi lebih bisa mengkondisikan suasana hati."