Dalam kondisi yang tidak terlalu mengingat siapapun, Rizki mendengar samar-samar ada seseorang yang tengah menangisi dia.
Dia kenal sekali siapa orang yang tengah berada di dekatnya itu.
Mata yang sedari tadi mengatup, perlahan membuka untuk melihat kondisi saat ini dia berada di mana dan tengah apa.
"Anakku, maafkan ibu. Ibu sudah membuat kamu seperti ini. Kamu pulang, ya."
Kelas kita bergeming sama sekali. Pandangan ia liar kan ke beberapa arah seperti mencari seseorang yang sangat ia nanti.
Memang seakan diciptakan untuk bersama.
Tanpa perlu membutuhkan waktu yang lama, pria itu tahu bahwa Lia saat ini sedang mengintip dirinya di depan jendela ruang UKS.
'Aku tau hatimu saat ini tengah bimbang. Tapi ketahuilah, Lia. Aku baik-baik saja.' ujarnya di dalam hati yang kemudian diiringi senyum kepadanya.
