Bagai awan tanpa berkabut.
Hari ini mungkin bagi Lia adalah hari yang paling menyenangkan dan indah selama hidupnya.
Baru kali ini, dia merasakan kebahagiaan yang terlihat sekali dari pancaran wajah ibunya ketika mengobrol dengan Rizki.
Mereka banyak membicarakan tentang beberapa hal sehingga terkadang keduanya ikut tertawa.
Sementara Lia yang duduk memperhatikan mereka, ikut senyum-senyum sendiri saat melihatnya.
Tak ada kebahagiaan lain yang bisa terlihat dari seorang pecinta selain melihat kekasih hatinya itu bahagia.
Dia merasa Rizki seperti sudah nyaman dengan keadaan keluarganya yang serba sederhana itu.
Dia mudah berbaur dan bisa mencari topik dengan sikap ramahnya yang benar-benar membuat Ibunya sangat menyukai Rizki.
Sebenarnya kalau boleh jujur, baru kali ini Lia membawa seorang pria. Dan sepertinya alasan itulah yang membuat ibunya merasa heran dan seketika merasa nyaman terhadap sikap rendah hatinya seorang Rizki.
"Ibu sedang masak apa?" tanya pria itu.