Seperti angin yang telah membawaku terbang kemudian kembali pada samudera cinta dan kasih pada kita.
Tak ada kalimat yang bisa membuatku untuk menarik semua ucapan.
Aku sudah terlanjur untuk mengatakan semuanya dan tak bisa ditarik lagi dengan alasan apa pun.
Apakah benar, kehadiranku di sini hanya untuk menyakiti orang lain?
Cinta telah menjerumuskan kita pada dua hal.
Sebelumnya, dia yang telah membawa kita terbang pada alunan romansa yang syahdu. Kedua, dia juga yang telah membawa kita pada hiruk-pikuk penderitaan.
Memang sudah begini resiko mencintai. Kalau tidak kita yang terluka, maka orang lain yang terluka.
Setelah hening beberapa lama, aku mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu.
Aku berdiri kemudian melihatnya dan ternyata Ayssa sudah berdiri di hadapan dengan raut kekecewaan.
"Ikut aku." dia menarik tangan kemudian membawaku ke kamar dia.