"Rein? Reine?" aku mendengar ada seseorang yang berbisik dalam tidurku.
Awalnya aku ingin sekali menghiraukan ucapan itu. Tapi saat aku menghilangkannya, suara itu masih terus mengganggu indera pendengaranku.
Hingga akhirnya aku membuka kedua mataku dan mendapati Hamzah sudah berada di tepi kasur sambil berbaring menghadapku.
Aku seketika duduk. "Ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?" tanyaku sambil melirik jam yang sedang berdenting pada pukul satu pagi.
Pantas saja mataku masih berat dan sulit sekali dibuka. Jam ini adalah jam-jam yang paling nyenyak untuk tidur.
"Kamu kenapa tidur di bawah?" tanya Hamzah kemudian sambil memasang raut aneh.
"A-aku..., aku...."
"Aku apa?"
"Kamu kan tidur di kasur. Lagi pula aku tak mau mengganggu kamu yang sedang tertidur pulas."
"Tapi sekarang aku sudah bangun. Kalau begitu, bantu aku untuk tidur di bawah."
"Apa? Maksudmu?" aku mengerutkan kening.
"Iya. Kita tukeran tempat tidur. Kamu tidur di kasur ini dan aku tidur di kasur lipat itu."