Malam ini, aku tidur bersama Ayssa di kamar Hamzah.
Meskipun dia berusaha membuat cerita dan bersenda-gurau kepadaku, tapi entah kenapa aku merasa seperti ada yang kurang.
Sedari pagi Hamzah tak mengirimkan pesan kepadaku.
Aku tak tahu sekarang dia sedang apa. Apa dia sudah makan, apa dia sudah istirahat?
Entah kenapa aku semakin takut untuk sebuah kehilangan lagi. Atas pengalaman yang terjadi di masa lalu, semuanya membuatku semakin trauma untuk sekedar mengingatnya lagi.
Beberapa hari ini, aku merasakan mood Ayssa terlihat bagus sekali. Dia banyak bercerita kepadaku tentang tentang berbagai hal. Mungkin karena beberapa minggu lagi dia akan menikah dengan orang yang ia cintai, jadi dia merasa senang dan tak sabar untuk menunggu waktu itu.
Maklum, dulu pun aku merasakan hal yang sama.
Kami berdua berbaring di kasur sambil menengadahkan wajah ke langit-langit kamar. Sesaat, kami hening dan terdiam dalam lamunan masing-masing.