"Rein, aku berangkat dulu ya." ucapnya ketika jam masih menunjukkan pukul empat subuh. Langit di luar masih terlihat gelap dan hiruk-pikuk manusia masih sepi sekali.
Hamzah sudah bersiap-siap rapi dengan jas berwarna putih yang ia pakai. "Iya hati-hati ya." jawabku.
"Aku merasa..., wajahmu sedari tadi tidak bersemangat. Ada apa sebenarnya?"
Aku tersenyum sambil duduk duduk di tepi kasur. "Tidak ada."
"Kamu merasa keberatan ya aku akan pulang dua hari lagi?" Hamzah menebak isi pikiranku.
Aku memandang wajahnya lantas mengangguk.
"Kamu tak usah khawatir." ucapnya sambil memegang tanganku dengan erat. "Insya Allah. Aku akan baik-baik saja di sana. Lagipula, semua ini aku lakukan untuk kebaikan mereka."
"Iya, Hamzah. Tak seharusnya juga aku berbuat hal seperti ini. Kamu kan akan bekerja untuk menolong orang-orang. Seharusnya aku mendukung bukan malah keberatan."