"Ini kamu dan Alif buat kapan?" tanyaku pada Hamzah.
"Kurang lebih, lima harian mau pulang ke Indonesia." jawab Hamzah, "saat itu kondisi Alif sudah pulih dan semakin hari, alhamdulilah semakin membaik. Karena bosan tak tahu harus melakukan apa, akhirnya aku yang meminta dia untuk membuat video sebagai kenang-kenangan."
"Oh seperti itu..., tapi kamu sendiri, kenapa tak mau masuk ke dalam video?"
"Itu kan, posisiku masih belum tahu kamu, Rein. Aku takut kalau Alif memberikannya saat aku dan kamu belum bertemu. Kamu kan, pasti mengira aku ini siapa? Jadi ya begitu."
"Eh tapi tadi aku ingat. Apa..., benar kalau aku marah kamu justru senang, sama seperti Alif?"
Hamzah terkekeh. "Ucapan Alif ini selalu benar."
"Ish." aku mencubitnya.
Hamzah tersenyum kemudian menguap.
"Nah kan sudah ngantuk. Lebih baik tidur saja sana."
"Aku tak mau." sergahnya.
"Kenapa?"