Perlahan, aku membuka mata dan seketika sadar karena mendapati diri berada di sebuah ruangan minim cahaya.
Aku berusaha berdiri tapi ternyata kedua tanganku dilipat ke belakang.
Mulutku dibekam lakban hitam dan kakiku juga diikat oleh tali tambang.
"Ya Allah. Aku di mana?" pekikku dalam hati.
"Hahaha!" suara kelakar kembali terdengar seperti akan menemuiku.
Ceklek.
Kulirik mereka menatapku dengan tajam lalu salah satu di antaranya menemuiku sambil berjongkok.
"Sudah bangun, cantik? Tidurnya nyenyak ya?" Dia akan memegang daguku tapi aku mengelaknya.
Pria itu melepas lakban hitam yang melekat erat di mulutku kemudian berdiri.
"Lepaskan aku. Siapa kalian?" aku berusaha melepaskan tali tapi ikatannya begitu kuat sekali.
Mereka diam dan tak menggubrisku. Kulihat jam dinding yang terpampang ditembok dan menunjukan pukul lima sore.
Aku terbelalak sambil terus berusaha membuka tali yang mengikat pergelangan tanganku.