Tak seperti biasa, hari ini aku bangun lebih awal daripada Hamzah.
Setelah menunaikan solat malam, aku bersiap-siap mandi kemudian menyetrika kemeja yang akan dipakai Hamzah nantinya.
Untuk kejadian semalam itu, dia memintaku untuk tidur di kamarnya saja. Mau tak mau aku harus mengikutinya. Lagipula kali ini..., Hamzah akan diawasi ketat olehku.
Tak mau tahu. Dia harus selalu berada bersamaku karena di dalam hati kecil, aku merasa tak tenang ketika melihatnya pergi sendirian.
Seperti ada firasat buruk bahwa saat ini kehidupannya sedang dalam bahaya.
Hamzah masih terlelap tidur di kasur lantai.
Koko dan sarung masih ia kenakan karena baru saja dia melaksanakan solat malam.
Mungkin karena mengantuk, Hamzah memutuskan tidur kembali sembari menunggu waktu subuh.