"Belum. Kami menunggumu sejak kemarin untuk pulang. Kami kira..., kamu akan membawa hadiah kecil adik kecilmu itu."
Aku dan Hamzah seketika saling bertatapan.
"Maaf, bu. Rizwan belum sempat memberi uang dan makanan untuk kalian. Kalau begitu..., Rizwan pamit dulu ya."
"Kamu mau ke mana, nak?"
"Rizwan mau pinjam uang dulu ke tetangga."
"Apa kamu yakin mereka akan memberinya? Secara kan, kita sudah banyak meminjam uang pada mereka."
"Yakin bu, insya Allah. Kalau tak diberi pun, Rizwan akan cari lagi ke siapa saja yang akan menolong. Pokoknya Rizwan janji, Rizwan tak akan pulang ke rumah sebelum membawa makanan untuk kalian."
"Baiklah, nak. Hati-hati ya."
Aku menepuk Hamzah untuk segera pergi dari sini dan bersembunyi.
Pria itu keluar dari rumahnya dan ketika kita ikuti, dia memang sedang mencari pinjaman.
"Bu, maaf." dia datang kepada seorang ibu-ibu yang sedang duduk di halaman rumah.
"Iya, kenapa?" suaranya terdengar ketus, "mau pinjam uang lagi ya?"
