"Bagaimana kemarin, Rein?" Hamzah datang dan bertanya perihal Ayssa.
"Benar dugaan kita. Dia mencintai Rizwan."
"Ya Allah!" Hamzah menepuk keningnya sendiri, "semua tambah rumit."
"Jangan seperti itu, Hamzah. Kita tidak bisa memaksakan hati seseorang harus di tempatkan di mana. Kita tak bisa memaksa kepada Ayssa untuk menghentikan rasa cintanya itu pada Rizwan."
"Lalu bagaimana kalau ayahnya tahu?"
"Ini yang aku bingungkan."
"Apa kamu tahu, Rein?" tanyanya.
Aku menggelengkan kepala.
"Tadi, ayah meneleponku kalau satu Minggu lagi, Ayssa akan dipertemukan dengan anak temannya itu."
"Yang namanya Rizwan juga?"
Hamzah mengangguk.
"Apa Ayssa sudah tahu perihal ini?"
"Belum. Karena aku tak tahu bagaimana cara mengatakan semuanya. Kamu tahu kan sikapnya nanti akan seperti apa?"
Aku mengangguk. "Lalu, apa reaksimu ketika ayahmu mengatakan hal itu?"
"Aku meminta kelonggaran waktu tapi ayah enggan karena kita sudah lama mengulur waktu."