Malam ini, Rizwan meminta izin kepada Hamzah untuk pulang.
Katanya, dia banyak merepotkan kami atas segala hal yang telah aku dan Hamzah lakukan padanya. Padahal aku tak merasa seperti itu, tapi dia tetap bersikukuh untuk pulang.
Ketika tak sengaja melihat Ayssa yang selalu diam-diam mencuri pandang pada Rizwan di sebalik pilar, aku tiba-tiba ingin membuat suatu rencana.
Ketika Rizwan akan bersiap-siap pergi, aku menarik tangan Hamzah untuk membicarakannya secara baik-baik.
"Ada apa?" dia keheranan.
"Shuttt!" aku menutup mulutku dengan jari, "jangan terlalu keras."
"Oh iya." dia memelankan suaranya, "memangnya kenapa?"
"Aku punya sebuah rencana. Apa..., kamu ingin membantuku?"
"Rencana?"
Aku mengangguk.
"Rencana apa? Aku, aku tak mengerti." ujarnya kebingungan.
"Sini," Aku meminta Hamzah untuk mendekatkan telinganya ke arahku.
Dia mengikutinya dan aku segera mengatakan dengan rinci apa saja yang ingin aku lakukan untuk mereka berdua.
Awalnya Hamzah masih tak mengerti.
