"Ya Allah Rein, ini kenapa?" Ayssa terkejut tatkala melihat telapak kakiku di perban.
"Pas malam, aku tak sengaja nyenggol gelas lalu jatuh dan kacanya keinjak olehku."
"Ih." Dia bergidik ngeri, "pasti sakit?"
"Tak terlalu. Sudah diobati."
"Sama siapa?" tanyanya.
"Hamzah."
"Wah, kamu sudah baikan sama kakak?"
Aku mengangguk. "Alhamdulillah."
"Pantas saja. Tadi dia ke bawah tapi rautnya itu..., ceria gitu, berseri-seri. Dalam hati aku berpikir mungkin ada sesuatu yang tak beres."
"Hahaha."
"Eh, coba ceritakan dari awal kenapa kamu bisa baik lagi sama kakak?"
"Sudahlah. Tak usah aku ceritakan dari awalnya bagaimana. Yang terpenting antara kami sudah tak ada jarak lagi." jawabku sambil terkekeh.
"Ah kamu ini."
"Pokoknya, karena luka ini dia menemuiku." ujarku seterusnya.
"Tap-"
"Ayssa?" Hamzah berbisik diambang pintu.
"Eh, kakak?" dia baru sadar. "Kok di situ, sini masuk." ajaknya.
"Kamu yang ke sini." pintanya sedikit memaksa.