Chereads / Curse Time Traveller / Chapter 14 - White Ice vs Dark Ice

Chapter 14 - White Ice vs Dark Ice

Sesuai perkataan Kak Sierra kemarin,aku dan Takumi bangun lebih awal dari teman-teman yang lain karena kakak ingin melatih kemampuan khusus kami.

''Hana dan Takumi,tanpa sadar kalian mampu menguasai kemampuan berinteraksi dengan alam baik nyata maupun alam dunia lain.Aku ingin mengasah kemampuan kalian karena mungkin saja kemampuan itu berguna saat melawan Kuro nanti.Star Skill:Transparance mode!'' Kak Sierra membuat aura dan tubuhnya transparan sehingga kami tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang.Kak Sierra mulai menyerang kami,tetapi kami tidak bisa melihatnya sehingga kami terus-menerus terkena serangannya.

''Hana! Takumi! Gunakan kemampuan khusus kalian!'' teriak Kak Sierra dan aku mampu mendengarnya.Eh? kemampuan khusus kami?

''Hana,kau bisa mendengar suara Kak Sierra,kan? Cari lokasi Kak Sierra dari suara yang kau dengar!''

''Oh,okay Takumi.Kau juga cari dari auranya!'' Aku mencoba diam dan fokus.Hening dan tenang,yang ku dengar adalah suara angin,air terjun yang mengalir,gerakan angin yang cepat mengelilingiku,depan kanan belakang kiri depan kanan belakang!

''Ketemu! Copy Skill:Wind Elemental,Wind punch!'' aku memukul ke arah belakang dengan angin dan terpental lah Kak Sierra ke dinding ngarai.Wujudnya kembali seperti semula.

''Aku berhasil!'' teriakku sambil mengepalkan tangan.

''Kau hebat,Hana.Bagaimana jika aku dalam mode senyap?'' Kak Sierra melesat dengan mode transparannya dan… eh? Aku tidak bisa mendengar suaranya.Aku tidak dapat menemukan lokasinya.

''Kau kebingungan,Hana? Okay,mungkin kali ini aku yang bisa menemukannya.'' Takumi berdiam diri sebentar dan fokus.Ia merasakan aura apapun di sekelilingnya dan ia menemukan aura kakak ada di depan!

''Ketemu,kau.Darkness Elemental Skill:Dark punch!'' Takumi mengepalkan tangannya lalu memukul Kak Sierra dengan elemen kegelapannya hingga kakak terpelanting ke udara.Ia kembali ke wujud semula lalu berteleportasi ke hamparan rumput.

''Baiklah,Takumi kau jauh lebih kuat dibanding sebelumnya.Kita tutup latihan hari ini lalu kita sarapan.'' kata Kak Sierra sambil berjalan ke rumah diikuti aku dan Takumi.Tanpa kami sadari,dari atas ngarai,ada seseorang yang mengintai latihan kami.

Di rumah

''Hoooaaaammm….aku ngantuk sekali.Apakah hari ini juga ada serangan dari musuh?'' tanya Lucia sambil menguap karena bosan melihat acara televisi yang jelek semua.

''Sabarlah kau,Lucia.Nih,kamu makan saja mochinya.Enak dan manis,rasa blueberry!'' kata Ema sambil menyodorkan sepiring mochi ke Lucia.

''Terima kasih,Ema.Yummy,enak sekali mochinya!'' seru Lucia sambil mengunyah mochi tersebut.Hari ini Natsu mencoba membuat mochi dan rasanya enak semua.Natsu memang pintar membuat mochi.

HARI INI DIBERITAKAN BAHWA ADA SERANGAN DI DEKAT KAMPUS ETERNAL UNIVERSITY SEHINGGA MENGAKIBATKAN SEPARUH GEDUNG RUSAK.TIDAK BISA DIPASTIKAN PENYEBAB KERUSAKAN TERSEBUT DAN HINGGA KINI PIHAK KEPOLISIAN SEDANG MENANGANI KASUS INI.

''Eh,teman-teman.Kampus kita hancur lagi,lho.''

''Eh? Hancur lagi? Siapa yang buat hancur? Lucia,kenapa saat kampus kita sedang hancur ekspresimu biasa saja begitu?''

''Lah,jika Kuro sedang kumat,kampus kita setiap saat yang dihancurkan,apa lagi? Paling dia lupa kalau saat ini kita sedang liburan semester dan dia sendiri tak pernah menikmati liburan.Kau harusnya tahu itu,Natsu.''

''Oh,lalu apa perlu kita bantu membangun kampus itu lagi?''

''Kau tanya saja pada Juned atau Hana.Mereka kan yang bisa memperbaiki kerusakan dengan kekuatan mereka.''

''Enak saja kau Lucia.Mana mungkin aku mau menggunakan kekuatan copy ku untuk mengembalikan tempat itu seperti semula sedangkan kekuatanku belum sepenuhnya pulih.''

''Bukan niatku lah! Aku hanya menawarkan pada Natsu jika ingin membantu membangun kampus pakai kekuatan kau atau Juned.'' kata Lucia dengan kesal sambil tetap memandang acara berita televisi mengenai kerusakan kampus.Setelah 3 jam membosankan berlalu,kami semua tertidur pulas di ruang keluarga hingga tiba-tiba udara terasa dingin sekali.

''Hei,Lucia.Ini ulahmu kah membuat seisi rumah jadi dingin sekali?'' kata Natsu sambil memeluk selimut karena dingin sekali.Elemennya tidak mendukung suhu ruangan saat ini.

''Hoaaammm…apha khatamuh?'' kata Lucia sambil menguap.Ia baru saja terbangun dari tidurnya.

''Udaranya dingin apa itu karenamu,Lucia!'' bentak Natsu sambil mengulangi kata yang baru ia ucapkan dengan kedinginan.

''Mana ku tahu.Ini juga bukan es ku.Kalian rasakan saja aliran esnya.Ini aliran es hitam.''

''Es hitam? Siapa yang mempunyai kekuatan es hitam?'' kata Natsu dengan ciri khas penasarannya,bola matanya membesar.

''Ku tak tahu.Kalau mau tahu kita keluar sama-sama.Mungkin dia yang punya kekuatan ada di luar.'' kata Lucia sambil beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke luar rumah.Kami semua mengikuti Lucia hingga ia berhenti di dinding ngarai.

''Nah,teman-teman.Kalau kalian ingin tahu penyebabnya,kalian masuk saja ke gua yang barusan ada di sini.Kemarin kan bukannya tidak ada gua di sini? Lagipula,kekuatan es hitam itu berasal dari sini.'' kata Lucia sambil menunjuk ke gua di depan kami.Memang gua ini tidak ada dari dulu saat kami pertama kali ke sini.

''Eh,teman-teman lihatlah! Lokasi ini jadi tertutup es hampir keseluruhan!'' seru Re sambil menunjuk ke hamparan rumput yang beku.Selain itu,air terjun dan aliran air pun membeku.Dinding ngarai pun sebagian ada yang membeku.Termasuk bagian luar rumah kami juga tertutup es hitam.

''Hhhhh buat aku jadi gemas saja! Takumi,masuklah ke dalam gua dan pancing dia keluar! Lalu Lucia dan Re pancing dia masuk ke teritori musim dingin! Yang lainnya ikut aku ke markas!'' bentakku sambil berbalik badan menuju ke dalam rumah.Takumi segera masuk ke dalam gua,Lucia dan Re menunggu di luar gua,dan sisanya mengikutiku masuk ke dalam rumah.

Di dalam gua yang baru saja terbentuk

''Permisi,apa ada orang?'' tanya Takumi dengan suaranya yang menggema akibat suaranya terpantul dinding gua.Namun,tetap belum ada respon.

''Hei,kau siapalah namamu.Kau tidak perlu sembunyi karena ku sudah tahu di mana posisi kau.Kau ada di balik batu besar sana,auramu sudah ku rasakan dari tadi.Cepat keluar dan tunjukkan siapa dirimu!''

''Oh,kau sudah tahu di mana aku,ya? Ternyata kau lumayan juga,ya?'' jawab seorang wanita yang keluar dari balik batu besar.Kulitnya putih dan rambutnya yang keriting tergerai.Dia mengenakan jaket wol hitam tebal dengan setelan keseluruhan berwarna hitam.Ukuran dadanya biasa saja dan ia masih lebih pendek dariku.

''Huh,siapa namamu? Kenapa kau membuat rumah kami menjadi dingin?''

''Ngarai ini rumahmu?'' tanya wanita itu dengan ekspresi meremehkan.

''Secara teknis iya.Lagipula kami yang pertama kali menemukan tempat ini.Hm,lebih tepatnya teman kami Hana.'' kata Takumi sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

''Sudah selesai bicaranya? Apa perlu ku bungkam mulutmu dengan es ku?'' tanya wanita itu dan tanpa basa-basi ia membekukan mulut Takumi dengan es hitam.

''Dasar kau laki-laki tidak sopan! Oh ya,kau tadi tanya namaku? Namaku Devi Inori.Aku adalah jenderal ketujuh dari Raja Kuro.Dan aku ingin menemui orang yang bernama Hana itu sekarang.Sampai jumpa.'' kata wanita itu sambil melambaikan tangannya meninggalkan Takumi.

''Sudah selesai bawelnya?''

''Eh?'' Devi menoleh ke arah belakang dan melihat Takumi sedang bersandar di dinding gua sambil menguap.Es hitamnya telah menghilang dari mulut Takumi.

''Kukira es hitammu kuat,ternyata tidak ada apa-apanya dibanding es milik Hana.Lemah sekali! Kukira aku tidak bakal makan hari ini gara-gara kau bekukan mulutku ternyata bahkan hanya sekali sentuh es mu bisa hancur olehku.'' kata Takumi sambil mengarahkan ibu jarinya ke bawah.

''Mana mungkin! Mana ada orang yang bisa menghancurkan es ku begitu saja!'' Devi marah lalu menyerang Takumi dengan es nya.Sesuai perintahku,Takumi menghindar keluar dari gua dengan gesit sambil menghindari es yang dikeluarkan Devi.Ia menarik Devi keluar dari gua dan Devi pun dihadang oleh Lucia dan Re di luar gua.

''Ku serahkan dia pada kalian.Misiku selesai dan aku kembali ke rumah sekarang.Kalian berdua sampai jumpa di markas,ya!'' seru Takumi sambil berlari melambaikan tangannya pada Lucia dan Re.Lucia pun menoleh ke belakang sambil mengacungkan ibu jarinya kepada Takumi.

''Baiklah sekarang tinggal kita yang ada di sini,wanita pengguna es hita….eh kau Devi?'' tanya Lucia dengan ekspresi tidak percaya melihat wanita yang ada di depannya itu.

''Kau mengenalnya,Lucia?''

''Tentu saja aku mengenalnya,Re.Dia temanku saat aku berada di kampusku dulu.Bagaimana kau bisa mendapatkan kekuatan hitam itu?''

''Mengapa aku harus mengatakannya kepadamu,mantan sahabatku?''

''Mana ada mantan sahabat,adanya adalah kenyataan bahwa kau dulu adalah sahabatku!'' teriak Lucia seraya menghentakkan kakinya ke tanah yang tertutup es hitam.Matanya berkaca-kaca karena kejengkelannya terhadap Devi.

''Huh,apa perlu aku tanya mengapa kau ada di sini bersama dengan Hana dan teman-temanmu yang juga punya kekuatan? Apa jangan-jangan kamu punya kekuatan? Yang benar saja,kau bahkan dulu tidak berani melawan preman yang ingin menculikmu.Dan sebelumnya perkenalkan aku Devi Inori,jenderal ketujuh Raja Kuro.'' kata Devi dengan wajah meremehkan Lucia.

''Kau bawahan Kuro? Menyebalkan! Akan kuberi pelajaran karena kau telah mengkhianati persahabatan kita! Bagaimana kau bisa menjadi jenderal bawahan orang jahat seperti Kuro!''

''Tidak perlu ku jelaskan bukan,Lucia? Lagipula kau punya kekuatan untuk menghajarku?''

''Menyebalkan,masuklah ke dalam teritoriku! Winter Season Teritorry,opened!'' Lucia mengangkat tangannya lalu dari tangannya keluar lingkaran sihir biru muda dan fragment biru muda pun menyala.Devi,Lucia,dan Re pun masuk ke fragment itu.

Di dalam basement

''Fyuh,akhirnya aku sampai.'' kata Takumi sambil berjalan gontai menuju ke kursi miliknya.

''Kau akhirnya sudah datang,Takumi?''

''Iya,Natsu.Aku haus,mau buatin aku minum?''

''Ku bakar kamu mau aku.'' kata Natsu sambil mencubit pipi Takumi.

''Iya iya.Awww! Udah lah,Nat!'' jerit Takumi pelan karena sakit pipinya dicubit oleh Natsu.

''Ema,kau bisa nyalakan kamera pengintai teritori sekarang!'' perintahku sambil menepuk dahi karena melihat kelakuan Natsu dan Takumi.

''Baiklah,Hana.Fragment Teritorry Camera Activated!''

Di dalam fragment musim dingin

Devi keluar dari sebuah portal putih dan mendarat di hutan salju.Hanya ada hujan es dan salju,pohon cemara,dan gunung salju di sana.Ia melihat sekeliling dan akhirnya menemukan sebuah kastil dari kristal biru muda berdiri megah di tebing gunung salju.

''Aku masih bingung kekuatan apa yang dimiliki Lucia sehingga aku masuk ke dalam fragment yang isinya dunia musim dingin dan ada kastil di sana! Apa dia seorang ratu di sini? Mana mungkin! Lebih baik aku ke sana untuk mencari tahu apa yang sebenarnya dimiliki Lucia.'' kata Devi sambil berjalan melewati hutan menuju kastil tersebut.

Di dalam kastil musim dingin

''Ternyata benar ya kata Fyodor.Dia telah melengkapi semua teritori fragment kesembilan kristal pembunuh iblis dengan layar ini dan lihatlah si Devi akan berjalan menuju ke sini!'' kata Lucia sambil menunjuk layar.Wajahnya masam karena masih kesal dengan Devi.

''Sabarlah kau,Lucia.Kita kan tujuannya untuk mencari informasi tentang dia.Tinggal sedikit lagi kita bisa mengetahui banyak informasi tentang dia.'' kata Re sambil menyentuh pundak Lucia.Lucia pun memegang tangan Re dan berkata terima kasih kepadanya.Lalu,ia berjalan menuju balkon kastil.

''Dunia yang dibuat Hana dan Kak Sierra ini sangat indah.Aku senang bisa punya teman seperti kalian.Dunia inilah yang ku harapkan sejak kecil.Dari kecil aku selalu ingin bermain di atas salju.Sangat menyenangkan sekali!'' kata Lucia sambil masuk kembali ke dalam kastil dan tersenyum bahagia.Re pun ikut tersenyum dan setuju bahwa ia juga suka bermain dengan salju.

''Hmm….sepertinya dia sudah separuh perjalanan menuju ke sini.Re,tolong kau pergi ke lokasinya dan hadang dia semampumu,ya?'' kata Lucia sambil menatap layar di depannya.

''Okay!'' kata Re sambil melesat terbang dengan levitation nya.Dengan itu Re bisa terbang dengan cepat sekali sampai tujuan.

Di kaki gunung salju

''Aku tinggal mendaki gunung ini saja,bukan?'' kata Devi dengan nada remeh dan sebelum ia menginjakkan kakinya ke gunung,ada panah air melesat ke tempat yang akan dipijakinya.

''Tidak akan semudah itu kau memijakkan kakimu di sana!'' teriak Re sambil mengeluarkan anak panah air lagi.

''Huh,elemen airmu apa bisa menghentikanku? Mari kita coba!'' Devi langsung melesat ke arah Re dan menembakkan es hitam ke arahnya.Re dengan gesit meliuk ke kanan dan masih dengan keadaan melayang,ia memutar tubuhnya dan keluarlah pusaran air dari putaran tersebut sehingga membuat Devi terpelanting beberapa meter.

''Lumayan juga,kau.Coba tangani satu ini!'' Devi menembakkan peluru es hitam dengan bertubi-tubi dan Re berusaha menghindari es tersebut.Ia meliuk ke kanan kiri atas bawah lalu saat ada celah ia melesat ke arah Devi.

''Rasakan ini.Water Elemental Skill:Water punch!'' Re memukul perut Devi dengan elemen airnya hingga Devi terpelanting membentur dinding gunung.Ia bangkit sambil meringis kesakitan.

''Ku akui kau bisa membuatku terkejut dan kesakitan juga.Tapi sebenarnya aku bisa mengalahkanmu,cuma karena aku ada urusan dengan Lucia,aku tidak ingin menghabiskan tenagaku di sini.Sampai jumpa!'' teriak Devi sambil melesat menuju kastil dengan es hitamnya.Re pun menggeram dan ikut melesat mengejar Devi dengan levitation nya.

Di kastil musim dingin

''Lucia,di mana kau!'' teriak Devi sambil melangkah memasuki kastil.

''Apakah kau tidak memberi salam dahulu sebelum memasuki tempat orang?'' tanya Lucia sambil berkacak pinggang.Wajahnya masih kesal saat melihat Devi datang.

''Lucia,apa perlu aku membantumu menyerangnya?'' tanya Re sambil masuk ke kastil dalam keadaan masih melayang di udara.

''Kau masuk saja ke dalam.Biar aku yang urus kali ini.'' kata Lucia sambil melangkah menuju arah Devi berdiri.

''Oh,okay.'' Re pun melesat masuk ke dalam kamar dan beristirahat karena kelelahan melawan Devi yang lebih kuat darinya.

''Nah,sebelum kita memulai pertarungannya,aku ingin bertanya.Mengapa kau bisa memiliki dunia ini dan apa sebenarnya kekuatanmu?'' kata Devi dengan nada khasnya yaitu meremehkan.

''Karena aku adalah pemimpin ketujuh dari 9 kristal pembunuh iblis.Dan kalau mau tahu kekuatanku,langsung saja dengan pertarungan.''

''Santai sekali kau,mau menerima kekalahanmu kah?''

''Entah,Ice Elemental Skill:Ice flower,dancing!'' Lucia mengeluarkan bunga es dan bunga es itu menari mengitari Devi.Lalu,kaki Devi membeku sesuai iringan bunga es tersebut.

''Mana mungkin,kekuatanmu sama denganku! Sial,kekuatanmu setara denganku.Mana mungkin ini terjadi!''

''Aku juga terkejut.Paling kita ditakdirkan untuk bermusuhan sekarang.'' kata Lucia dengan santainya sambil mengalihkan pandangannya ke langit-langit kastil.

''Kau akan ku bekukan bersama dengan kastil ini!'' Devi mengeluarkan kekuatan besar lalu membekukan lantai dengan es hitamnya.Namun,es itu malah berubah warna kembali menjadi biru muda.

''Mana mungkin es hitamku bisa ternetralisir!''

''Ini kan teritoriku.Aku yang mengatur dunia ini.Dunia ini milikku.Kau tidak bisa mengubah apapun di dunia ini.''

''Kau mengapa selalu membuatku iri! Dari dulu saat kau masih satu kampus kau selalu membuatku iri! Aku jadi semakin membencimu!''

''Jadi,kau dulu menjadi sahabatku karena apa?''

''Karena aku ingin menjatuhkanmu suatu saat nanti!'' Devi berteriak dan keluarlah portal hitam yang menghancurkan es Lucia sehingga Devi bebas dari jeratan es nya.Ia berjalan menuju portal itu dan sebelum memasukinya,ia menoleh ke arah Lucia.

''Ku pastikan kau akan mati di tanganku,Lucia! Selamat tinggal,mantan sahabatku!'' teriak Devi sambil memasuki portal itu dan akhirnya menghilang dari hadapan Lucia.Lucia pun terduduk di lantai kastil dan air matanya mengalir karena menyaksikan sahabatnya yang mengkhianatinya itu pergi.Re keluar dari kamar dan berjalan menuju Lucia.Ia memeluk Lucia dari arah belakang.

''Kau tak usah menangis.Kau masih punya sahabat, bukan, tetapi keluarga yaitu kami.Kami akan selalu ada untukmu.Sekarang,ayo kita kembali ke markas.'' Lucia membuka portal fragment nya lalu mereka berdua kembali ke basement.

Di basement,kami sudah mengetahui fakta tentang Devi dan hubungannya dengan Lucia.Lucia memutuskan untuk tidur di kamar dan akan ditemani oleh Ema dan Re.Untuk sementara ini,kami memutuskan untuk beristirahat dan menenangkan hati Lucia.