"Aku membawakanmu buku, jika kau bosan berada di kamar kau bisa membaca buku-buku ini." Ujar Rich sembari meletakkan sebuah paperbag dan juga beberapa buah buku di atas meja, namun Christabell yang berbaring memunggunginya tampak tak beranjak, menolehpun tidak.
"Christabell." Richard merangkak naik ke atas ranjang tapi Christabell mengacuhkannya. "Hei… kau marah padaku?" Bisik Rich, sementara Bell memilih untuk memejamkan matanya meskipun ini bukan malam hari. Dia benar-benar tidak ingin melihat wajah Richard, padahal wajah Rich adalah hal yang paling ingin dia lihat setelah kejadian buruk yang menimpanya kala itu.
Richard meletakan semua buku itu dan meninggalkan Bell di dalam kamar sendiri. Namun dia memerintahkan pelayan untuk memberikan semua makanan yang mungkin diinginkan Bell, atau bahkan sebuah pijatan di kaki.
Bell menolak semuanya dan memilih menyendiri. Bosan berbaring, dia mengambil setumpukan buku dan mengambil yang paling atas untuk di baca pertama kali. Dia membuka halaman pertama dengan penasaran karena buku itu sudah tidak di bungkus plastik seperti buku lainnya, mungkin Richard sudah sempat membuka dan membacanya di toko buku.
Bell memulai dengan halaman pertama. Sebuah novel seri pertama namun dia tampak begitu terkejut karena ada selembar kertas kecil yang terselip di sana.
"Senang bisa mengobrol denganmu lagi. -GZ- "
Tertulis demikian dalam sebuah tulisan tangan indah, mungkin ini tulisan tangan seorang wanita. Christabell mengerutkan alisnya, "G…Z…?" Bell menarik kertas kecil itu, bukan selembar kertas biasa, bahkan saat Bell mencium bau kertasnya, dia mencium aroma parfume perempuan.
"Gabriel Zein?" Mata Christabell terbelalak, tidak mungkin wanita itu kembali seperti bayang-bayang gelap yang siap menenggelamkan hari-harinya yang mulai berwarna ini. Batin Bell bergemuruh penuh dengan tanda tanya, mengapa ada pesan dari Gabriel Zein? Jika ini bukan wanita itu, lalu siapa yang memiliki inisial yang sama dengannya dan bertemu dengan Richard saat dia membeli buku-buku ini?