Chereads / Felicidade / Chapter 13 - Seketika

Chapter 13 - Seketika

Lorong yang gelap mengarah ke satu laki-laki yang sedang berjalan menuju arah luar kerjaan. Tampak nya ia ingin meninggalkan kerjaan untuk mengerjakan hal lain. Terus melangkah dengan memperhatikan sekelilingnya. Hanya berjalan sendiri,namun dengan tatapan tajam dan langkah kaki yang cepat.

Terlihat putri yang sedang berjalan kemari secara berulang,dan terus menerus. Beberapa kali sempat menggigit jarinya dan menggaruk kepalanya.

Ketukan pintu yang tak disangka terdengar,sang pemilik pun tak asing dengan suara barusan yang berasal dari luar kerajaannya.

"Hai.... mari bermain keluar!" Ajaknya dengan tersenyum,seolah tak ada apa-apa.

Felicidade yang hanya bisa diam dengan tanpa berpikir panjang ia memanggil Gelicidade untuk bermain di luar.

"Tunggu disini sebentar." Sambil memutar badannya menuju Gelicidade.

Mereka bertiga ke tempat sungai yang berada di dekat kerjaan kedua gadis cantik itu.

Gelicidade yang terus berjalan lebih dulu dibandingkan dengan langkah Felicidade dan Hemartin,karena Gelicidade paham bahwa mereka membutuhkan waktu berdua.

Felicidade yang tak sanggup menahan kesalahannya ia meminta maaf akan masalah sebelumnya,yang dimana Felicidade memarahi Hemartin dan mengusirnya.

"Maaf tentang persoalan kemarin,aku Hanya terkejut." Ucap Felicidade dengan menundukkan kepala ke tanah,tangan yang mengikat kebelakang.

Hemartin yang kagum dengan Felicidade kini kagum itu bertambah,bukan hanya cantik namun baik.

"Tak apa aku mengerti." Saut Hemartin dengan menatap Felicidade.

"Ohhh okeee." Jalan Felicidade yang semakin cepat karena gugup.

Mereka seperti biasa duduk di pinggir sungai memandangi semua yang ada disana. Kicauan burung yang merdu,aluran sungai yang tenang,semilir angin yang sejuk,dan kebahagiaan mereka yang membangun suasanya semakin indah.

Tiba-tiba

"Buruk. Buruk. Buruk." Suara langkah kaki yang terdengar oleh Felicidade mengganggu suasanya yang membuat Felicidade menengok ke arah belakang.

"Kamu mendengarnya?" Tanya Felicidade pada Hemartin dan Gelicidade.

"Mendengar apa?" Saut Gelicidade.

"Tidak." Jawab singkat Hemartin

Mereka saling melihat dan waspada keadaan di sekitar mereka.

"Aku lapar,aku akan pulang lebih dulu. Kalian disini saja jika menginginkan suasana ini." Pergi Gelicidade dengan senyum.

Perasaan Felicidade yang tak enak membuatnya menahan Gelicidade untuk pulang bersamanya.

"Bagaimana jika kita pulang bersama bukankah begitu?" Hentinya Felicidade pada Gelicidade.

"Tak apa aku hanya lapar,dan mari ke rumah untuk melanjutkan Party." Jawab Gelicidade dengan melangkahkan kaki.

Karena Gelicidade yang meyakinkan Felicidade,Felicidade hanya melanjutkan menikmati suasana disana.

Hemartin yang canggung karena tidak ada percakapan dari tadi,akhirnya ia menanyakan sesuatu kepada Felicidade.

"Kamu menyukai seseorang bukan? Apa kamu pernah merasakannya?" Tanya hemartin tiba-tiba.

Felicidade yang memang tidak ingin menjawab pertanyaan seperti itu,ia sedikit terdiam lama,supaya Hemartin bisa mengerti bahwa Felicidade tidak ingin menjawabnya.

Namun tiba-tiba terdengar suara aneh "ahhhh" sangat kecil dan hanya sekali.

"Suara apa itu?" Dalam hati Felicidade.

Felicidade yang merasakan itu hanya salah mendengar karena sebelumnya ia hanya salah dengar,jadi Felicidade tidak memperdulikan hal itu.

Perasaan tidak tenang Felicidade yang tidak pernah ia rasakan saat ini,membuatnya tidak nyaman dan ingin merasakan kembali ke kerajaannya.

"Mari pulang,aku hanya ingin di kerajaan." Bangun Felicidade dari duduknya.

"Yasudah mari pulang." Jawab Hemartin yang menurut ucapan Felicidade.

Dengan hati yang gelisah Felicidade sampai tidak mengontrol cara berjalannya,sedikit tersandung,dan kakinya yang tertutup gaun.

Felicidade yang tak menyadari betapa derasnya air mata yang keluar dari matanya,Hemartin yang melihat itu terkejut,namun ia masih mengikuti Felicidade yang semakin berlari kencang.

Tak sengaja Hemartin melihat tetasan warna merah diatas rumput.

"Felic,darah kah ini,sepertinya iya." Suara yang tak tertahan keluar.

Felicidade yang memikirkan Gelicidade dalam bahaya,membuat tangisan dan suarnya keluar dengan beriringan.

Tak lama Felicidade melihat sebuah sepatu yang sama dengan ia kenakan.

"Haaaaaa...haaaaaa." Tangisan yang tak tertahankan lagi.

Hemartin yang bingung dengan semuanya,ia akhirnya menyesuaikan Felicidade yang sedang tergeletak di tanah sambil memegang sepatu bersimpang darah.

"Iniiiii.... haaaaa... sepatu Gelicidade...." tangisan yang tak berhenti dan semakin deras terlihat oleh Hemartin.

"Benarkah?? Mari kita melihat kebenarannya." Bujuk Hemartin sambil membantu berdiri Felicidade.

Mereka mengikuti darah yang menetes disana untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi.

Felicidade dan Hemartin yang melihat kereta kuda yang sudah lumayan jauh menuju arah Wolf Kingdom.

"Itu...." lari yang amat kencang.

Felicidade yang tak membayangkan semua ini akan terjadi ternyata terlihat nyata di depannya. Hemartin yang ikut bersedih karena hal ini terjadi. Felicidade yang hanya menangis karena melihat saudarinya yang tergeletak dengan penuh darah.

Ucapan terdengar "laki-laki tua,membawa kereta.." dengan meneteskan air mata kesakitan. Gelicidade pun meninggal seketika.

Semua peri menangis dan bersedih akan kepergian gadis kecil yang dititipkan kepada mereka kini pergi. Felicidade yang masih menangisi saudarinya yang telah tiada,dan selalu menyalahkan dirinya karena tidak menemani Gelicidade untuk perjalanan pulang.

Hemartin yang turut berduka menghampiri Felicidade "Felic aku turut berduka cita."

"Harusnya aku mengikuti Gelicidade atau melarangnya pulang." Suara lubuk hati Felicidade serta penyesalan yang menghantui.

"Siapa yang membunuh saudari kandungku aku berharap ia merasakan hal yang sama seperti saat ini." Ucap felicidade yang tak kuat membendung air matanya.

Hemartin yang bingung cara menenangkan seorang perempuan yang menangis,ia hanya mengelus-elus punggung Felicidade dan memberikan pundaknya untuk bersandar.

Peri yang tak kuasa melihat Gelicidade meninggal serta Felicidade yang terus-terusan menangis akhirnya mengurus tradisi pemakaman untuk Gelicidade.

Pemakaman yang hanya diletakan di bawah pohon maut,dan di siram bunga itu terjadi malam ini. Hemartin serta Felicidade menyaksikan semuanya.

Seketika jasad Gelicidade menghilang menjadi debu,felicidade yang tak menyangka semua ini terjadi dan berharap ini hanya mimpi.

Hemartin yang mengetahui ini sudah sangat larut,ia mengakhiri pertemuannya dengan Felicidade.

"Aku pulang lebih dulu dan akan kembali besok pagi. Tidurlah dengan nyenyak." Pamit Hemartin dengan menggenggam tangan Felicidade.

"Maaf peri aku terlalu egois,semua ini salahku,andai aku tak mengenalkan dunia luar pada Felicidade,anda aku tak mengajaknya bermain hari ini,andai aku menemaninya pulang,semua tidak akan seperti iniiiiii...." jerit kencang dari Felicidade yang terus menyalahkan dirinya.

"Sudahlah Felicidade,gelic sudah tenang disana,mari kita relakan kepergiannya,jangan berlarut-larut mengeluarkan air mata. Cepatlah tidur." Bujuk peri dengan menahan air matanya supaya tidak keluar.

Felicidade yang memasuki kamarnya serta kenangan bersama Gelicidade disana seperti diputar kembali. Tetasan air mata yang tidak menyangka dan merelakan.

Memori dimana mereka sedang tiduran di ranjang bersama,saling menyisir rambut bergantian,dan cerita bersalaman yang mereka lakukan semua teringat disana.

Felicidade yang terus menangis dengan berbaring di tempat tidur kini sudah terlelap dengan pipi yang basah serta bantal yang basah.

Pagi itu felicidade terbangun dan tidak sepenuhnya sadar. "Gelic?? Apa kamu sudah bangun?" Tanya spontan Felicidade yang tak menyadari semuanya telah berubah.

Seketika ia sadar bahwa semuanya sudah berubah,badanya lemas,pikirannya yang sangat abstrak dan rintihan air matanya mulai berjatuhan.

"Bolehkah aku masuk?" Sesorang di balik pintu kamar Felicidade.

Tangisan Felicidade yang membuat sosok di belakang pintu merasa dibutuhkan untuk menemani kesendihan Felicidade.

"Mari sarapan,jangan terlalu banyak pikiran,itu akan membuatmu semakin lemas serta pucat!" Bujuk Hemartin dengan menyuapkan suapan pertama.

Felicidade yang hanya terdiam dan memilih melanjutkan tangisannya,membuat Hemartin bingung bagaimana cara untuk menenangkan Gadis yang sedang amat sedih itu.

"Sandarkan kepalamu di pundakku!" Dengan rasa kasihan pada seseorang gadis di sebelahnya.

Keceriaan yang selalu di lihat Hemartin kini berubah menjadi tangisan haru yang tak henti-hati. Mereka hanya berdiam diri di kamar Felicidade. Hemartin yang mengerti keadaannya tak banyak bicara,dan hanya ingin menenangkan Felicidade yang sedang bersedih.

Pasar yang ramai dengan pengunjung,terlihat sosok laki-laki yaitu Robbert sedang membeli makanan asap untuk di antar ke kerjaan Felicidade. Mempersiapkan kuda yang sering ia tumpangi dari masa kecilnya, tak tak berfikir panjang untuk segera kesana.

Ketika Robbert sudah melihat Megical Kingdom dari kejauhan,ia juga melihat sosok laki-laki yang sedang memandangi kerajaan Felicidade dengan kereta kudanya. Robbert yang tak menghiraukan tersus melanjutkan perjalanannya untuk sampai di Megical Kingdom.

Kereta kuda dengan cepatnya memutar arah untuk kembali ke kerajaannya yang mengarah ke Wolf Kingdom. Robbert yang penasaran dengan sosok itu akhirnya mengirinya namun tidak sepenuhnya,hanya setengah jalan,karena ia ingin tau,tempat keberadaan sosok laki-laki tadi dengan kereta kudanya.

"Felicidade,selamat siang." Ketuk Robbert dengan polosnya.

Robbert hanya masuk karena gerbang akar sudah terbuka,pertanda itu tanda mempersilakannya masuk ke dalam.

"Felic,Felic,aku Robbert." Sapa Robbert dengan nada halu.

Hemartin yang mendengar itu seketika meninggalkan Felicidade yang sekarang sudah di tidurkan oleh Hemartin.

"Jangan berisik,felicidade sedang beristirahat. Mengapa datang kemari?" Tanya Hemartin dengan menarik tangan Robbert.

"Mengapa kamu menarik ku? Mengapa kamu berada disini?" Tanya Robbert dengan melepaskan tangganya.

"Supaya Felicidade bisa tidur dengan nyenyak,aku disini hanya untuk menemaninya, sesuatu yang menyedihkan terjadi di Megical Kingdom." Jelaskan Hemartin pada Robbert.

"Sesuatu apa??" Penasarannya Robbert.

"Saudari Felicidade meninggal kemarin saat kita bermain,sesuatu telah membunuhnya,pemakaman telah di lakukan kemarin,dan Felicidade sangat merasa terpukul." Jawab Hemartin.

"Benarkah?? Apa yang kalian tentang sosok itu?" Tanya Robbert.

"Entah semuanya sangat tidak jelas,aku dan Felicidade tidak dapat memikirkan hal itu dalam waktu singkat. Kami sangat terkejut." Hemartin yang bersiap-siap kembali ke kerajaannya.

"Mau kemana? Bagaimana dengan Felicidade?" Tanya Robbert dengan gugup.

"Tunggu saja Felicidade bangun dan berusahalah menenangkannya dengan cara apapun. Aku tidak bisa berlama-lama disini." Pamit Hemartin.

Robbert yang masih bingung dengan semuanya hanya bisa diam dan melamun. Ia kini berada di kursi taman hanya seorang diri,menunggu yang di tunggu segara bangun.

"Felicidade masih tertidur dengan sangat pulas,bagaiamana besok kamu berkunjung kemari." saran yang tiba-tiba peri ungkapkan.

"Baiklah,ini untuk Felicidade." perginya Robbert dengan menaruh makanan itu di bangku.

Robbert yang masih belum menemukan penjelasan yang sebarnya membuat ia pusing.

"Siapa sebenarnya orang itu?" tanya Robber dalam hati karena melihat sosok kereta berkuda yang tadi sepat ia temui.

Robbert mencoba mendekati kereta kuda itu,namu kereta kuda itu pergi dengan cepat sampai Robbert tidak melihat kemana arah perginya kereta kuda itu.

Malam yang hening disitu semua keluarga Wolf Kingdom berkumpul di meja makan,yang dimana terdapat para prajurit menjaga mereka semua. Hemartin yang dari tadi melamun membuat ayahnya memilih bertanya akan apa yang sedang mengganggu pikiran putranya.

"Ayah lihat kamu sedang banyak pikiran. Ada apa? Apa sesuatu telah terjadi." Ucapan yang dibuka tengah perjamuan makan.

Robbert yang hanya bisa melamun dan tak mendengarkan suara yang ada didekatnya membuat ibu Hemartin sedikit mengeluarkan suara keras.

"Hemartin.." ucap Ibu Hemartin.

"Bagaiamana?" bingung Hemartin dengan sedikit terbata. Ayah nya mengulang pertanyaan yang sebelumnya telah ia tanyakan.

Hemartin yang terlihat gugup dan bingung akan menjawab apa,ia hanya menjabwab sangat singkat. "tidak apa-apa."

Meraka saling melanjutkan makan malam mereka dengan tidak banyak bicaa,namun ayah Hemartin serta Hemarti membuat gerakan yang menganehkan seperti saling menyembunyikan sesuatu. Ketika Hemartin memilih meninggalkan meja makannya, sesuatu terucap. "Ingat tentang perturan yang sudah kita ubah!" hal yang terucap dari Ayah Hemartin kini tidak membuat Hemartin merasa curiga.

Ketukan pintu yang membuat Hemartin terganggu. "Hemartin,mari bukakan pintunya!" suara perempuan halus. Rasa terpaksa Hemartin yang akhirnya mempersilakkan ibunya masuk.

"Terjadi sesuatu kah dengan temanmu?" tanya ibunya dengan mengelus kepalanya.

Hemartin yang bingung akan bercerita kepada siapa,dan hanya ibunya yang mengetahui hal itu akhirnya ia memilih bercerita tentang kejadian pagi tadi.

"Ibu... Sesuatu telah terjadi dan itu sangat mengerikan. Aku merasa bersalah karena hal itu terjadi." suara bersalah,dan tangisan mulai terdengar.

"Sesuatu apa itu?" tanya ibunya yang sekarang mengangkat kepada Hemarti yang menunduk dan memandangnya.

"Teman perempuanku bu, saudarinya meninggal dan berdarah sangat banyak di luar kerajaan saat kami bermain,sepertinya ada yang sengaja membunuhnya." jelasnya Hemartin dengan memendung tangisan.

"Mereka kembar?' tanya ibunya

"Iya ibu.. Aku ingin mengetahui siapa yang membunuhnya." keingintahuan Hemartin yang sangat terlihat.

Ibu Hemartin yang hanya bisa menenangkan anaknya dengan cara menumpangkan sandaran nya untuk putranya dan tidak memilih bertanya lagi.

Felicidade yang terbangun dari tidurnya, kini sudah sedikit tenang dengan kepergian saudaranya. Felicidade yang merasakan keheningan kali ini memilih berbaring di taman berlampu yang dimana sebelumnya itu menjadi tempat favorit Felicidade dan Gelicidade. Sedikit demi sedikit tetesan air mata berjatuhan. "Gelic,mungkin kamu akan lebih bahagia dan kamu akan bertemu ayah dan ibu. Aku merindukan kalian bertiga." terucap dengan nada yang tak berdaya.

Entah mengapa suasananya disana sangat hening,seolah mengerti ada gadis yang sedang meluapkan sedihnya. Kesedihan yang berat hanya dirasakan seorang saja,sosok yang selalu menemaninya,dan hanya itu yang di miliki kini sudah tiada entah dimana.

Tumbuhan dan hewan-hewan disana hanya melihat Felicidade dan ikut bersedih. Felicidade yang selalu menguatkan hatinya untuk melajutkan dan menerima kenyataan,mencoba menumpahkan semua air mata terakhirnya dimalam itu.

"Gelic,kita akan berulang tahun sebentar lagi,namun kamu terlalu egois meninggalkanku disini,,aku tidak ingin bertambah usia sendirian." tangisan makin kencang yang membuatnya sesak.

Para peri yang mendengarkan suara Felicidade menumpahkan air matanya juga,hanya bisa memberikan waktu untuk Felicidade mengeluarkan kesedihannya.

'''''''''''''''''''''''''

Terlihat kamar seorang laki-laki,dan disana terdapat Robbert yang sedang berbaring dan terbayang-bayang apa yang terjadi dengan kedua gadis Megical Kingdom. "Akankah aku ke sana besok pagi?" tanya dalam hati.

Dilain sisi Hemartin yang masih merasakan kejadian tadi pagi sangatlah mengejutkan membuatnya ingin mengetahui siapa yang melakukan hal itu dengan sangat tega.

jangan lupa Vote.comment. and share...

see u next time everyone....