Sesuai kesepakatan mereka tadi, Nata dibawa oleh Lucas menuju kedai kopi mereka yang masih tertutup. Nata yang meminta bahkan memaksa, padahal Lucas sudah memberi penawaran untuk mengantarkannya ke rumah Oma Nira atau pun Sehun demi keamanan bersama.
Seperti halnya batu. Nata ini keras kepala dan sangat susah diberi tahu. Memilih untuk mengalah dan meminimalisir perdebatan, pemuda itu lakukan.
Pintu kedai di buka perlahan, Nata yang masuk ke dalam duluan setelah itu menghidupkan lampu supaya terang. Tak lama kemudian Nata mendudukan dirinya di atas kursi pengunjung yang ada. Menenggelamkan kepalanya di atas sana, seakan berusaha mengembalikan sisa-sisa energy yang ada.
Lucas terkekeh pelan dan menarik bangku yang berada tepat dihadapan wajah Nata. Ia paham dan juga mengerti, pasti gadis itu sangat terkejut sekali. Sebab diketahui Nata baru ini mendapat sebuah ancaman seperti ini.
"Kira-kira siapa, Kak?" tanya Lucas.