"Di minum dulu air putihnya." Alvin menyodorkan sebuah gelas berbentuk mug berisi air mineral kepada Yena. Yang wanita itu terima walau pergerakan tangannya sangat lambat. Tangis wanita itu telah berhenti tetapi tidak dengan segukannya. Bahkan beberapa kali Alvin mendapati air mata masih mengalir deras di pipi Yena. Membuatnya sedikit bingung, bagaimana caranya agar ia dapat menenangkan wanita yang satu ini.
Bahkan Alvin sedari tadi tidak henti-hentinya mengusap punggung tangan Yena, memberi pelukan kecil agar wanita itu merasa ketenangan dan kenyamanan. Tidak sampai di situ, bahkan Alvin juga setia memandang lekat Yena tanpa mau berpaling sedikit pun. Yang sengaja wanita itu abaikan. Ia sedang tidak ada mood untuk meladeni Alvin.