Mbah Putri siap membuka cerita, namun sebelum itu aku pindah tempat duduk. Aku langsung berdiri lalu melompat duduk disebelah Mbah Putri, dan melilitkan selimut ke tubuhku seperti semula.
"Oke Mbah, silahkan cerita. Aku sudah siap" ucapku meringis. Sedangkan Mbah Putri menatapku dengan ekspresi yang datar.
"Kalau kamu takut lebih baik Mbah ga usah cerita!"
"Jangan dong Mbah, Nimas penasaran. Ayolah ceritakan" rengekku sambil menggoyangkan lengan Mbah Putri.
"Hish! kamu itu. Nanti kamu gak bisa tidur gimana?"
"Aku bisa tidur kok. Kan ada Mbah. Hehe"
"Dasar kau ini. Baiklah, Mbah akan bercerita sedikit". Aku membetulkan posisiku bersiap mendengarkan Mbah Putri bercerita.
"Aku dan Suri adalah teman seperjuangan. Dia sudah seperti kakakku. Aku tau seluk-beluknya, tapi sebagian akan tetap aku simpan karena tidak patut juga untuk diketahui banyak orang" ucap Mbah Putri dengan bijaksana.