Chereads / HIGH SCHOOL DXD(indonesia) / Chapter 37 - Life.1: Tugasku Sebagai Seorang Iblis.(04)

Chapter 37 - Life.1: Tugasku Sebagai Seorang Iblis.(04)

"Kau!! Kamu rupanya mengenal banyak perempuan cantik ya!? Rias-senpai! Akeno-senpai! si "2 One-sama Tertinggi" di sekolah ini! Kemudian juga idola cilik, Tojo Koneko-chan! Lalu sekarang sipirang cantik yang baru pindah sekolah, Asia-chan! Ini salah! Ini sangat tidak adil! Aku akan meledak!"

Matsuda meremas kepalanya sambil berteriak dan menangis. Menangislah sebanyak - banyaknya teman. Seperti katanya aku memang akrab dengan banyak bishoujo belakangan ini. Terutama Asia, yang berjalan kesekolah denganku. Rias-senpai dan Akeno-senpai juga kelihatannya memanjakanku juga.... Ya dia benar. Aku ada di kelompok pemenang sekarang. Benar - benar pemenang. M ungkin ini adalah titik terbaik dalam hidupku. Aku harus mengalaminya dan memngingatnya sehingga tidak menyesal dikemudian hari. Ketika aku memikirkan hal ini, Motohama membetulkan kacamatanya dengan tenang.

"Ise, bukankah mengenalkan satu perempuan kepada kami bukan hal buruk. Tidak, tolong kenalkan kami pada seseorang. Aku mohon."

Motohama mengatakannya sambil mendekatkan wajahnya kepadaku. Suaranya terdengar serius. Tetapi mengenalkan... Bishoujo yang kukenal hanyalah yang tadi mereka sebutkan. Dengan kata lain aku tidak tahu perempuan selain mereka. Perempuan yang akrab denganku semuanya Iblis.... Tetapi meskipun mereka Iblis, mereka cantik, jadi tidak apa - apa kan? Huh? Hmmm. Oh iya. Ada seseorang yang kukenal. Aku mengambil ponselku dan memeriksa daftar telepon. Ya, ini dia. Kalau begitu dia saja.

"Tunggu sebentar."

Aku meminta kedua sahabatku dan Asia menunggu, kemudian aku pergi ke sudut ruangan. Aku menelepon-Nya untuk konfirmasi. Kami berbicara beberapa menit dan kata-Nya adalah OK. Baguslah.

"Aku berhasil menemukan orang yang mau menemui kalian. Dia juga akan membawa temannya. Ini nomor telepon orang itu. Kirimlah pesan terlebih dahulu. Dengan begitu, kalian akan bahagia."

"Terima kasih!"

Matsuda yang berlutut dilantai dari tadi bangkit dan mengambil ponsel dari tanganku. hey hey, perubahan mood yang cepat! Baru beberapa saat yang lalu dia masih menangis.... Orang ini benar benar..... Mereka berdua menyalin nomer telepon itu ke ponsel mereka.

"Terima kasih banyak, ise-sama! Aku tidak akan melupakan hutang ini!"

"Ya! Mari kita kapan - kapan mengadakan kencan bertiga! Tunggu saja! Kami juga akan segera mendapatkan pacar!"

"Mereka berdua memberikan senyum lebar. Merekas sekarang bahagia, tepatnya pikiran mereka sudah ada didunia lain."

"Jadi orang macam apa dia?"

Matsuda bertanya tentang penampilan orang yang kukenalkan. Aku menjawab sambil menggaruk kepalaku.

"Ummm, Ya. Dia berhati perempuan. Paling tidak hal itu aku yakin."

"Begitukah.....! Cantik.....! itu sempurna Ise-kun!"

"Kami benar - benar kehabisan kata terima kasih untukmu ise-sensei."

Mereka ini sungguh menyedihkan. Sikap mereka padaku terus berubah. Tidak. Kalau aku tidak bertemu Buchou dan Asia, maka aku juga akan sama. Maaf aku mangambil semua kesenangan, kawan. Kemudian Matsuda bertanya padaku dengan senyuman:

"Oh Ise-kun. Ngomong - ngomong, kenapa dia dipanggil "Mil-tun"?"

Aku rasa sebaiknya kalian bertanya langsung padanya, bahkan akupun tidak tahu alasanya.

Malamnya.

Aku mengayuh sepedaku disekitar area pemukiman.

"Oryaaaaaaaaaaaaa!"

Aku mengayuh sepedaku dengan kekuatan penuh. Ketika sampai ketempat tujuan, Asia yang duduk dibelakangku menaruh selebaran di kotak surat.

"Selesai."

"OK."

Aku kembali mengayuh sepedaku setelah memastikan Asia duuduk dibelakangku. Selebaran yang kami bagikan digunakan untuk memanggil kami para Iblis. Sebenarnya untuk memanggil Iblis seseorang perlu menggambar lingkaran sihir, tetapi di jaman modern ini tidak banyak orang yang mau menggambar lingkaran sihir. Aku juga begitu sampai belakangan ini. Jadi para Iblis yang berada di posisi sulit membuat selebaran dengan gambar lingkaran sihir untuk memanggil kami. Setiap Iblis punya gambar lingkaran sihir miliknya sendiri di selebaran itu, dan seperti iklan pada umumnya, tertulis juga kata - kata untuk menarik minat manusia. Selebaran ini tidak ada gunanya bagi mereka yang sudah punya kehidupan mapan, tetapi bagi mereka yang menginginkan sesuatu, tertanam sihir agar mereka mau menggunakannya. Kami akan muncul didepan orang yang mengadakan perjanjian dengan kami melalui lingkaran sihir. Kami mengabulkan permintaan mereka dengan suatu harga. Begitulah cara kerja kami. Begitulah cara memanggil iblis dijaman sekarang. Jadi ini juga adalah tugas pertama bagi mereka yang baru menjadi pelayan Iblis untuk menyebarkan selebaran. Kami menggunakan alat portabel untuk menemukan manusia dengan ketamakan besar, dan menaruh selebaran dikotak surat mereka lalu kami berlanjut ke rumah berikutnya dan begitu terus, inilah pekerjaan Iblis. Sebenarnya aku telah selesai dengan tugas membagikan selebaran. Jadi kenapa sekarnag aku masih melakukannya?

"...Ise-san, apakah tidak apa - apa? Membantu saya menyebarkan selebaran..."

"Ya, bukan masalah."

Benar, aku sedang membantu Asia menyebarkan selebaran. Dan seperti ini, aku melanjutkan mengayuh sepedaku selama sekitar dua jam.

"Asia, kamu tidak bisa naik sepeda kan? Kalau begitu seseorang harus mengayuhkan untukmu."

"uu. Maaf. Saya tidak pernah naik sepeda... Tetapi saya bisa melakukannya dengan berjalan....."

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya. Aku khawatir padamu Asia."

Itu yang sesungguhnya. Aku khawatir bukan karena dia tidak bisa naik sepeda. Tetapi aku tidak akan membiarkan dia berjalan di tanah yang dia tidak kenal. Asia baru datang kejepang dari Eropa utara bulan lalu. Dia juga tidak tahu banyak tentang budaya jepang. Ketika berubah menjadi Iblis, Asia memang memperoleh kemampuan untuk mengerti bahasa jepang, tetapi masalah membiasakan diri dengan gayahidup jepang, itu masalah lain. Dan lagi Asia terlalu baik kesemua orang dan tidak tahu seperti apa dunia ini. Kita tidak akan tahu hal buruk apa yang bisa menimpanya. Kalau kupikirkan hal itu, aku jadi khawatir. Jadi aku mengatakan kepada Buchou kalau "Aku akan membantu Asia menyebarkan selebaran!". Buchou langsung menerima usulku. Terima kasih banyak Buchou! Seperti itulah aku mulai membantu Asia. Jadi aku berkeliling di daerah pemukiman dimalam hari dengan sepedaku.

"Lihat Asia. itu adalah kuil. Kita ini iblis, jadi kita tidak bisa masuk."

Aku menunjuk ke suatu kuil saat kami melewatinya.

"Ya. Iblis tidak bisa pergi ketempat dimana dewa tinggal, kan? Agak sulit bagi saya untuk memahami dewa jepang, karena saya dulunya adalah orang kristen..."

Buchou mengatakan kalau akan agak sulit bagi Asia untuk mengerti budaya Jepang karena dia dibesarkan dengan ajaran yang mengajarkan hanya ada satu [Kami]. Jadi aku mengajarkan Asia banyak hal tentang Jepang dan sambil membagi - bagikan selebaran.

"Oh lihat disana. Sekarang memang tutup, tetapi toko itu menjual roti yang enak. Apa kamu mau mecoba membelinya lain kali?"

"Iya! Roti Jepang itu manis, saya suka!"

"Walaupun ini mungkin hanya pembicaraan kecil tetapi menyenangkan. Kencan di malam hari. Ini hebat sekali! Aku dari dulu ingin naik sepeda dengan membonceng perempuan dibelakangku."

"Ise-san, apakah ise-san pernah menonton film "Roman Holiday"?"

"Asia bertanya padaku. Roman Holiday? oh, Film ya."

"Itu film lama kan? Maaf aku belum pernah lihat."

"Begitu...?"

"Asia kedengaranya sedih dengan jawabanku."

"Memangnya kenapa dengan film itu?"

"....Aku suka sekali film itu. Dan sama seperti ini..... Walaupun cuma naik sepeda. Tetapi saya..... Fufufu."

Huh? Sekarang dia kelihatan bahagia. Tanganya juga memeluk pinggangku semakin erat. Aku tidak tahu kenapa, tetapi sudahlah. Asalkan Asia bahagia itu sudah cukup. Hari ini anginnya juga terasa nyaman.