Selamat membaca
°•°•°
Satu hembusan panjang mengiringi tetesan air mataku yang tanpa izin, keluar dari wadahnya. Kupandangi laki-laki di hadapanku ini tanpa bekedip sekalipun. Senyum manisnya masih tersungging lebar.
Dia menatapku dengan penuh harap, mungkin. Dengan menarik napas kuat-kuat, bibirku berucap, "aku nggak percaya kalo hari ini kamu minta hal yang mustahil hadir di mimpiku. Tapi di malem ini..." senyum kecil dan air mataku menunjuk tepat ke dirinya. "...aku semakin percaya kalo nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini."
"Jadi? kamu mau?"
Aku tertawa cekikikan sambil melihat Sean yang mulai gusar. Aku sampai tak kuat menahan tawa besar saat menonton wajah takutnya. "Ya nggak mungkin nolaklah! Nunggu berapa tahun lagi?! selagi udah di depan mata ya diambillah..." bersama kedua tanganku yang terulur untuk menggapai buket foto-foto semasa SMAku dulu.