Selamat membaca
°•°•°
Rasanya tubuhku terlalu lelah. Sampai-sampai pandanganku suram. Tapi anehnya, langkah kakiku normal-normal saja.
Kulirik Alin yang sedang berjalan di sebelahku, dan ternyata sibuk menguap. Tatapan sayunya mengarah ke depan. Sekarang aku pun memaksakan mata agar terbuka lebar-lebar. Bahaya kalau kami berdua sama-sama loyo. Bisa-bisa tidur di waktu dan tempat yang tidak pas nantinya. Seperti, tergeletak di lantai bandara misalnya.
Aku tahu, sahabatku ini pasti sangat-sangat kelelahan. "Mampir ke sekolah yuk." Tanpa mengalihkan arahan matanya padaku. Langkahnya yang santai sedikit lebih bersemangat.
"Ngapain ke sana? Masih ngimpi ya?"
"Apa sih...!" ditimpuknya lenganku pelan. "Mumpung kita masih di kawasan deket sekolah nih... pengen ke kantin tauk...! apalagi kita udah enggak ketemu guru sama Ibuk kantin bertahun-tahun."
