Selamat membaca
°•°•°
Aku sama sekali enggak nyangka, kalau perjuanganku selama tiga setengah tahun ini ternyata berhasil, meskipun tidak sepenuhnya. Sampai detik ini pun, kontak di ponselku cuma ada tiga nama saja. Siapa lagi kalau bukan Mama, Papa, dan Alin. Memberi tahu Alin pun karena usul Meli yang aku dengar sejak tiga tahun lalu. Tapi baru kulaksanakan beberapa bulan setelahnya.
Aku meminta tiga orang itu untuk tidak menyebarkan nomorku atau kabarku pada siapapun termasuk Diya, kakak kembarku sendiri. Aku memang harus nekat, kalau tidak, aku enggak tahu apa yang terjadi. Aku sadar, aku terlalu bodoh untuk mengikuti kata hatiku. Bukan mengikuti saran Meli.
Tapi apa yang aku alami di sini... aku katakan, aku enggak bahagia. Sama saja seperti saat bersamanya. Rasa sayang, rasa ingin menemani, dan rasa ingin selalu ada untuknya masih tersimpan rapat.