Selamat membaca
°•°•°
Waktu terus berlari, ia tak kenal singgah. Bumi berputar sepanjang hari, ia tak kenal lelah. Begitu juga dengan rasaku yang kian bertambah. Pada lelaki berjaket hitam dengan tatanan rambut yang rapi.
Aku tengah asik memandang Sean yang berjalan dari kejauhan. Bersama senyumnya yang tercetak jelas di wajah tampan itu, dan jangan pernah lupakan mata teduh yang mengunci tatapan maupun pergerakanku saat ini. Mungkin ini berkat di pagi hari dari Tuhan yang mencerahkan hati.
"Minum dulu," suara sang penebar pesona menyelinap masuk tepat ke telingaku. Membuatku tersadar dari acara melamun. Sambil menempelkan botol mineral di pipiku ia mengingatkan lagi, "ini minum."
Aku pun meraih botol yang masih melekat di pipiku karena tangannya. "Ya... makasih." Bola mataku bergerak ke berbagai arah guna mengumpulkan kesadaran.