Selamat membaca
°•°•°
"Ini mau belajar apa diem-dieman? Masa dari tadi tangannya enggak gerak. Enggak ada gitu yang mulai buat?" suara Alin melirik kami secara bergantian. "Nino! Lepas itu!" menuding benda yang digenggam sang pemilik. Tanpa protes, Nino mengantongi ponselnya di saku celana seragam abu-abu yang saat ini dia pakai.
"Tapi banyak yang ngarang lah." suara Nino tiba-tiba.
"Jawabanmu tadi?" anggukkan kepala Nino membuatku sedikit geli.
"Pikir aja. tugas kita disuruh mengarang, ya udah ngarang aja, ngapain mikir susah-susah...! Ya nggak?!" senyum lebar tercetak di wajahnya.
"Enggak gitu juga, No!"Alin melotot seraya menggeleng ke arah Nino. Sedang yang dipandangi, kembali menunjukkan wajah datar.
"Udah, sabar Lin... kayak nggak tau aja kapasitas otak Nino... iya atau enggak De?!" tawa kecilku keluar bersamaan dengan kekehan Sean.