Selamat membaca :)
°•°•°
"MANTUUUL...!" teriak Leni bertepuk tangan dan tertawa-tawa sesudah mendengar ucapan Nasya.
"Kamu jangan berlebihan! belum aja kejadian udah girang banget. Iya kalo beberapa waktu kemudian Nasya sama Kak Al jadian. Nah, kalo nggak? nangis-nangis, nahan malu."
Leni menggeleng cepat dan menggoyangkan jari telunjuk ke kanan-kiri, tepat di depan muka Bela. "Mulut Nasya bilang kalau belum waktunya, Bela! kalau belum, berarti akan dong?" Gadis yang bahagia itu sampai meraih botol berisi air mineral di sisi kirinya. "Kapan Nasya?"
"Kita enggak pernah tahu takdir, Len."
"Hei!" teriak Bela bersama gerakan kilat yang memukul pelan punggung tangan kiri Nasya. "Takdir, iya bener takdir! tapi, harus dibarengi sama usahamu Mbak Nasya Ansenaaa...!" Bela gemas sendiri dengan satu temannya yang masih tidak paham.