Selamat membaca :)
°•°•°
Seluruh mata yang ada di meja itu membulat. Menatap Nasya dengan mulut menganga lebar. Tak hanya tiga orang di meja yang sama dengan Nasya. Hampir semua anak yang makan di kantin dua terkaget-kaget dengan ucapan perempuan bermanik seteduh pohon yang rimbun.
Nasya berdecak dan menggeleng satu kali. "Aku hanya bercanda. Enggak paham juga sama video yang Kak Al maksud." Penjelasan Nasya itu seketika mampu membawa oksigen ke rongga dada Al setelah mendelik tiba-tiba. Kelegaan menghampirinya.
Al ingin sekali menarik sudut bibirnya sekarang jika tidak mengingat posisi ini tengah berada di kantin. Karena masih sadar, dia sebisa mungkin menahan hasrat untuk tersenyum. Ia lebih memperhatikan gerak-gerik Nasya yang membelai lembut dua pipinya.
"Kalau mau senyum, senyum. Jangan ditahan-tahan. Kalau keluar dari bawah bisa bau. Masih untung kalau baunya harum."
"Kamu ngira aku mau kentut?"
"Bisa jadi, kan? itu manusiawi Kak Al... lumrah."