Selamat membaca :)
°•°•°
Sadar mulutnya menyebut nama Cantika, mata teduh itu melebar. Nasya seharusnya hati-hati, jangan sampai melontarkan nama itu sembarangan seperti sekarang. Karena hal itu mampu membuat Al curiga.
Buktinya, Al tengah mengekori Nasya dengan raut bingung. Sementara perempuan yang diikuti sang bintang sekolah, membekap mulutnya sendiri. "Kamu sebut apa tadi, Cantik? kamu kenal sama Cantika?" tanya Al yang membuat bibir tipis itu semakin terlipat ke dalam.
Nasya terus berajalan dengan mengaduh di dalam hati. Mendengus kesal karena bibirnya yang bocor. Wajahnya dibuat santai seperti tidak ada apa-apa.
"Jawab, Cantik! dari kapan kamu kenal Cantika?"
Nasya setia membisu. Memejamkan mata erat-erat seraya menarik napas kuat dan dihembuskan bersama kelopal mata yang kembali terbuka. Dipercepat langkah kaki itu agar terbebas dari topik pembicaraan yang amat rumit.