Selamat membaca :)
°•°•°
Nasya mengaduh sembari menepuk jidat, "aduh, Bel!" Dia baru ingat sesuatu.
Teringat akan pembicaraannya bersama Al. Terutama tentang permintaan Nasya pada laki-laki itu agar menemaninya mengerjakan tugas di rumah.
Alis Bela kini menyatu. Bibirnya terbuka, "kenapa?" sambil melempar pandangan pada gadis berkaos merah yang tiba-tiba saja merubah posisi duduk menjadi tegap. Punggung sengaja dijauhkan dari sandaran kursi.
Nasya lantas menyahut, "jangan-jangan Kak Al pura-pura enggak bisa bantu aku ngerjain tugas." Bola mata Nasya seperti ingin keluar dari tempatnya. Membayangkan itu, jantungnya berdegup kencang. Jauh lebih kencang dari sebelumnya. "Bisa jadi ya, Bel?"
"Maksudnya gimana? aku masih nggak paham, Nasya!" pekik Bela sembari membuang napas. "Coba kamu jelasin pelan-pelan. Biar aku tau maksud omongan kamu barusan."
"Kamu ingat apa yang aku saranin ke Al suapaya dia enggak ikut balap motor malam ini?"