Selamat membaca :)
°•°•°
"Eh tunggu... jangan dulu, Nasya! aku belum selesai ngomong! jangan main matiin, dong!" seru Bela yang sudah mengomel dan merasa kesal. Harusnya dia yang boleh menutup panggilan. Karena bagaimanapun, dia dulu yang menelepon.
Bibir Nasya sedikit melengkung. Bangga pada diri sendiri karena berhasil membuat temannya merasa sedikit kesal. "Oke. Kamu mau ngomong apalagi? aku tungguin. Agak cepet sedikit ya," tawar Nasya dan helaan napas terdengar dari seberang.
"Kamu jangan sombong ya, Nasya! jangan gara-gara deket sama Kak Al, kamu jadi sok-sokan sibuk!" seru Bela seolah-olah dia memang tidak terima akan pernyataan Nasya. Padahal sebaliknya.
"Kamu itu kenapa?" Nasya sedikit kaget menerima perkataan Bela yang sudah membawa-bawa nama Al di dalam perbincangan. "Kamu kenapa tiba-tiba mirip fans Kak Al yang enggak suka sama aku. Kamu bener-bener enggak suka sama aku?"
"Astaga, Nasya! aku bercanda! jangan dibawa serius, dong!" berondong Bela.