Selamat membaca :)
°•°•°
Melihat Nasya mendelik lebar, Al dengan cepat berbisik, "aku serius. Kamu harus ganti rugi." Nasya semakin gugup.
Dia masih bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan untuk Al? apakah menjadi pacarnya selama satu tahun, atau menjadi asisten pribadi selama Al sekolah? jantung Nasya makin berdebar saja.
"Berdua di rumah Kak Al? nggak salah denger nih?!" teriak anak perempuan kelas sepuluh yang berjalan di belakang Al dan Nasya.
Satu suara dari gerombolan yang mengobrol sebelum pulang terdengar oleh Nasya dan Al juga, kagetnya, "astaga! Kak Al berani bawa cewek ke rumahnya!"
Siswi lain menyahut sedikit lebih pelan, "aku baru tahu idolaku macam ... ah, nggak jadi bilang. Takut dosa."
"Mereka itu beneran pacaran nggak, sih? kalau diliat-liat kok tampang ceweknya kayak ogah-ogahan, ya? ini mataku yang salah apa memang dari ekspresi dia?"