Selamat membaca :)
°•°•°
Nasya tidak berhenti menatap buku catatan Kimia Alrino Yudantara yang basah kuyup. Dua tangan masih memegang erat buku batik tebal biru dengan langkah kaki yang semakin melangkah pelan. Apapun resiko dan respons Al nanti, Nasya harus menerima.
Pakaian seragam putih abu-abu yang tersiram derasnya hujan sampai tidak diperhatikan. Dingin yang melingkupi tubuh juga tidak dihiraukan. Satu yang terpikirkan, bagaimana caranya menghadapi Al. Takut menemui kakak kelas sekaligus raja buaya darat di SMA Devout 3 Semarang.
Kaki melangkah sangat pelan. Sesekali Nasya harus berhenti demi menetralkan perasaan. Dada yang berdegup kencang seakan mampu mendorong air mata untuk keluar dari tempat persembunyian. Nasya terjebak pada degupan jantung yang tak bisa tenang.