Selamat membaca :)
°•°•°
Suara bisik-bisik dapat didengar. Rata-rata berisi komentar mengenai penuturan Nasya yang bagi mereka ada benarnya. Beberapa anak yang tidak suka, menjadi kagum secepat orang membalikkan tangan.
Ketua kelas yang masih berdiri di depan kelas, memilih menutup mulut setelah tidak ada tanda-tanda keramaian. Nasya berhasil meredam. Kegaduhan tidak lagi mengudara.
Nasya kembali melanjutkan kegiatan yang tertunda gara-gara hal tak penting. Bagi gadis itu, membanding-bandingkan sesuatu mungkin baik. Namun jika yang dibandingkan adalah orang berperasaan? Nasya tidak suka.
Perihal memilih kekasih? tentulah Nasya harus menimbang-nimbang. Karakter yang dilihat paling utama.
"Kenapa aku kepikiran Kak Al, ya?" gumam Nasya sembari menggaruk kepala.
Teringat kata-kata, 'semua yang ada di depan mata dan didengar telinga, belum tentu benar adanya' Nasya berhenti dari aksi tulis-menulis. Bagaimana jika itu kenyataan? Bagaimana kalau yang dibilang Al itu benar?