Selamat membaca :)
°•°•°
Dilihatnyalah ekspresi Bunga. Sangat tidak bersahabat. Sebagai perempuan, Nasya tahu kalau perempuan berambut panjang itu tengah dilanda cemburu.
Seperti sang mami, kerap menunjukkan raut wajah cemberut. Contoh kecil, ketika Sean mendekap dirinya erat-dan menganggap Dea tidak ada. Itu sangat menggelikan. Ah, Nasya jadi merasa rindu.
Tanpa mengatakan sepatah kata, menundukkan kepala. Nasya belok kanan, melanjutkan jalan ke ruang ekstra kurikulernya berdiam. Cukup lelah melihat pemandangan yang mengganggu mata tadi.
"Ekspresinya mirip setan-setan di rumah hantu," ujar Nasya kala mengingat raut wajah Bunga.
Bukan Bunga namanya jika dia bisa mengesampingkan perasaan. Menahan emosi dan bersikap santai. Itu adalah hal mustahil dilakukan sang kakak kelas.
"Aneh sih... yang muji pacaranya, yang diancem aku. Lucu-lucu..." bisik Nasya sambil geleng-geleng kepala.