Selamat membaca :)
°•°•°
Dea yang sadar kalau sang suami sudah berdiri di belakangnya, menoleh ke arah Sean dari arah sebelah kiri. Dea melihat tepat pada tatapan mata teduh Sean. Dengab begitu, Dea bisa tahu jika Sean tengah terpukau pada bayi Al yang dia gendong.
"Ganteng," komentar Sean bersama senyum di wajah tampannya. "Semoga, satu yang seperti Al ada di sini." Sean berkata tanpa memelankan suara. Satu tangannya mengelus perut Dea.
Melihat pemandangan romantisnya Sean dan Dea, semua yang ada diruangan itu tersenyum. Hanya Nino saja yang memperlihatkan cengiran lebar, terselip pemikiran jahil. Dia menyeletuk, "mengingatkan saja, para orang di sini bukan makhluk tak kasat mata."
Diya menimpali, "kalian berdua udah cocok jadi papa sama mama muda. Semoga cepet bulet perutmu, De."
"Iya, De... kalian udah cocok banget jadi mama sama papa muda! semoga secepet hamil, De!" Alin menambahi dengan senyuman lebih lebar.
"Masa kalah sama kita berdua," lagi-lagi Diya bersuara.