Selamat membaca :)
°•°•°
"Halo, Alin, gimana?" suara Dea tampak sedikit terkejut karena sahabatnya langsung menelepon. Sean yang baru saja membuka pintu kamar, tidak jadi menyuarakan kabar. Ditunda sebentar karena memerhatikan Dea yang tengah menerima panggilan tiba-tiba. "Oh, Rio... ya, kenapa?"
Sean berjalan santai dan mendaratkan tubuhnya di tepi ranjang sembari melihat Dea yang berdiri sambil menatap suaminya. "Rio?" tanya Sean pelan.
Dea mengangguk-angguk. Berusaha mendengarkan rentetan kalimat Rio yang membuat perasaan bahagia Dea membuncah. Bukan hanya bahagia, terselip keterkejutan kala Rio mengatakan Alin harus menjalani operasi caesar.
"Selamat ya... sampein ke Alin juga. Tapi, kemungkinan... aku sama yang lain dateng besok. Gimana?"
Rio tidak keberatan kalau sahabat-sahabatnya baru bisa datang besok. Karena niat awalnya cuma mengabari Dea, itupun karena pesan dari Alin subuh tadi. Dan Rio baru bisa mengabari setelah Alin selesai menjalankan operasi.