Selamat membaca :)
°•°•°
"Kita makan siang dulu." Sean tetap kekeh dan menjalankan mobil hitam ke arah parkiran rumah makan.
Rumah makan sederhana itu terletak di kiri jalan, tepatnya setelah Sean melewati lampu lalu lintas. Dengan cepat membanting stir ke kanan. Mencari parkir yang kosong dengan dibimbing juru parkir. Siang ini, suasana parkiran cukup ramai. Kebanyakan pengunjung adalah para pengguna roda dua.
Dea terdiam beberapa detik. Sungguh, telinganya masih mendengar dengan jelas kalimat dari Kezia. Dada tidak bisa untuk berdegup dengan tempo stabil.
"Kamu yakin?" Dea bertanya serius dan sangat ketakutan. "Mami sakit loh, Sean."
Perasaan aneh pun menyusup ke dalam hati Nyonya Sean. Seperti ada yang melemparkan batu besar dan sangat berat dan menghantam di dasar hati.