Selamat membaca :)
°•°•°
"SEAAAN!" teriak Dea penuh kengerian. Wajah sang suami pun disingkirkan dari depan mukanya secara paksa. "Astaga..." Dea tak sanggup melihat mata teduh itu memandangnya penuh minat. Seakan ingin menerkam.
"Sayang?!" seru Sean karena terkejut, bisa-bisanya dia ditolak mentah-mentah oleh pemilik hati. "Sayang...."
"Tunggu, Sean! nggak sekarang!" Sean yang sudah menampilkan wajah penuh minat, mendadak lesu. "Bukan berarti harus malam ini, kan? aku beneran capek."
"Sayang..." lirihnya dengan mendekap tubuh sang istri erat-erat. Menciumi leher Dea dan menghisap aroma buah anggur dari sana.
"Maaf."
"Iya, enggak masalah," jawab Sean setelah mendengus. "Mimpi indah, Sayang."
Tanpa pikir panjang lagi, Dea membalas pelukan Suaminya. Sebelum benar-benar larut dalam mimpi pun, Dea menyempatkan bibir untuk mengecup dahi, pipi, dan bibir manis suaminya. "Mimpi indah, sahabat hidupku."