Selamat membaca :)
°•°•°
Perempuan berbaju warna merah itu sudah berdiri di depan semua orang. Mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tamunya. Dibuat seserius mungkin, tapi berujung santai karena Nino, Alin, dan Diya yang kadang menyahuti.
"Berhubung semua tamu undangan yang aku undang lewat via online sudah datang, kita bisa mulai pestanya sekarang!" seru Dea dengan muka berseri-seri.
"Oke, Sayang!" jawab Sean tak kalah seru. Lalu dengan santainya, Sean memakan kacang atom ke dalam mulut sebelum lipat tangan di depan dada.
Dea mendelik, bisa-bisanya Sean memanggilnya seperti itu di tengah keramaian. Pastinya hal itu membuat semua orang di ruang tamu tertawa lepas. Bahkan Rena kelepasan, dia bertepuk tangan.
"Eh... em, bisa ke dapur buat yang kaum hawa. Bantu aku bakar sosis dan lain-lain, ya!"
"Aku bantu, Sayang." Sean sudah siap bangkit.
Dea yang sudah siap jalan, kakinya kembali diam. "Huh. Kaum hawa, Sean!" pekiknya dengan mata menyipit. "Kamu cewek?"
