Selamat membaca :)
°•°•°
Pagi tak akan menyapa kalau malam tidak pergi dari posisinya. Pelangi juga tidak akan muncul jika hujan badai tak kunjung mereda.
Seperti halnya sukacita. Kebahagiaan tidak akan datang jika kesedihan tidak lebih dulu menyapa.
Dea selesai mengetik beberapa kalimat di catatan ponselnya. Bukan sebatas kata, di dalamnya mengandung arti. Pengaruh dari kejadian yang dia alami beberapa minggu lalu. Itulah alasan Dea mengutarakan isi hati.
Punggung Dea masih menempel pada kepala ranjang setelah meletakkan ponsel ke nakas. Tepat di samping kanan perutnya, kepala Sean berada. Lengan kiri kekar suaminya menindih perut rata Dea, membuat perempuan itu tersenyum malu.
"Mimpi indah, Mas Peka..." bisik Dea dan mengusap pelan pipi Sean. Ada sedikit pergerakan, dan Sean melenguh. Seketika menambah eratnya pelukan tangan Sean pada perut Dea.