Selamat membaca :)
°•°•°
Sesuai perintah Sean di atas motor, mandi bersama terlaksana. Sehabis menyimpan motor biru tercinta, Sean menggendong Dea dan membawa istrinya itu ke kamar mandi. Menyimpan tasnya lebih dulu, kemudian menghampiri Dea.
Mereka menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit. Tentunya Sean dulu yang keluar dengan rambut basah. Bisa dipastikan, Dea tengah heboh sendiri dengan perasaannya.
"Astagaaa..." hanya itu yang bisa dia ucapkan setelah dua puluh menit ini.
Syok, jantung Dea terlalu bergemuruh. Nyonya Sean masih butuh waktu untuk menormalkan degupan di dadanya. Perempuan yang sudah memakai kimono handuk itu masih saja berdiri. Terdiam di balik pintu kamar mandi sembari memegang dada.
Sebuah ketukan di pintu yang ada di belakangnya membuat Dea menelan ludah. "Sayang, bajuku belum kamu siapin."
"I-iya, tunggu sebentar...."