Selamat membaca :)
°•°•°
Liburan Dea, Sean, Rio, dan Alin benar-benar sudah berakhir. Sangat disayangkan karena Dea masih dengan hati yang pedih. Bukannya tertawa bahagia setelah melepas stress, Dea malah semakin pusing.
Benang kusut di otaknya semakin ruwet saat dia mengantarkan oleh-oleh ke kembarannya. Dia tidak memakai topeng itu lagi. Itulah yang membuat Diya kebingungan.
Sesampainya Dea dan Sean di rumah, mereka langsung masuk kamar. Sean yang mandi terlebih dulu. Sedangkan Dea menyiapkan baju untuk suaminya.
Tubuh remuknya tak sebanding dengan hatinya sekarang. Dea sendiri tidak tahu kenapa hatinya masih terus tertekan. Padahal dia tahu kalau itu cuma masa lalu. Perlakuan Diya padanya juga sudah berbeda. Tapi rasanya, Dea tidak bisa menerima itu.
"Kenapa rasanya sakit?" tanyanya pada diri sendiri. Kedua tangannya menyentuh bagian dada yang sedikit demi sedikit kembali sesak.