Selamat membaca :)
°•°•°
Di jam tiga sore lebih dua puluh menit, Sean sudah kelar dari pekerjaannya di studio. Untuk pekerjaan lain yang menyangkut rapat bersama partnernya di toko bunga, digarap Sean secara online. Termasuk promosi gila-gilaan untuk pembukaan tokonya di cabang Surabaya.
Motor besar dark blue yang ia pakai, kini terparkir di garasi. Dengan langkah lebar dan tubuh tegapnya, Sean melewati ruang tamu. Menebarkan pandangan dan senyumnya ke segala sudut rumahnya. Namun sayang, yang dicari tidak ada di lantai bawah.
"Rumah dikunci. Enggak mungkin dia pergi karena enggak ngabarin suaminya sama sekali. Ngetik di kamar...?" ucapnya mengira-ngira. Dengan langkah tergesa-gesa Sean naik ke lantai dua.
Wajah cantik dan mata terpejam rapatlah yang menyambut kedatangan Sean. Duduk di sebelah Dea yang berbaring miring. Ide jahil Sean menyala terang begitu mendengar lenguhan sang istri. Tepat ketika tangannya sengaja mengelus pipi deodorannya.