Selamat membaca :)
°•°•°
Selesai makan siang, kedua perempuan cantik yang tadi menyantap ayam kecap di ruang makan, sudah masuk ke kamar tamu. Bergelung selimut, Dea menemani Diya tidur di sana. Sampai matahari menyentuh pukul tiga sore kemudian, salah satu dari mereka mulai mengerjapkan mata.
"Diya..." panggil Dea sembari menepuk lengan kakak kembarnya itu pelan-pelan. "Udah jam tiga lebih..." suaranya lagi terus berusaha.
Karena Diya belum bangun, ia memilih untuk menyalakan data dan membuka aplikasi obrolan. "Ini Alin mau ngajak jalan-jalan jam berapa?" gumam Dea lalu bangkit berdiri. "Cuma centang satu..." desahnya sembari berkacak pinggang. "Kenapa malah nggak bisa ditelpon juga?"
"Ini jam berapa, De?"
"Jam tiga lebih lima belas menit. Kamu mau mandi, Diya?"
"Mau, tapi kamu duluan. Kamu siap-siap sana! kita berangkat jam empat."
"Tapi Alin nggak bisa dihubungi. Gimana kalo kita nggak jadi pergi?"