Selamat membaca :)
°•°•°
"Engh..." hembus Sean bersama tangan kirinya yang melayang lalu mendarat di perut Dea. Pemilik tubuh itu masih saja tak bergerak.
Padahal mentari telah siap sedia menghangatkan makhluk hidup. Cahayanya tidak terlalu terang. Burung-burung menyambut, berkicau riang. Namun, dua makhluk yang sama-sama pulas masih tertidur di atas ranjang.
Karena faktor kelelahan dan suasana, Sean serta Dea enggan membuka mata. Mereka sama sekali belum ada tanda-tanda ingin terbangun dari mimpi indah keduanya. Kamar tanpa jendela juga menjadi faktor pendukung tidur nyenyak mereka.
Tiba-tiba, rasa sakit timbul dari perut Sean. "Awsh!" ringisnya kesakitan sambil melihat pelaku yang tak sengaja menyerang.
Dea yang kedengaran, ikut sadar dan merubah posisi. Dia berbalik dan mendelik. "Kenapa?"
"Siku kamu nakal."
"He?"
"Ninju perutku. Sakit, Sayang."
