Selamat membaca :)
°•°•°
Waktu terus berputar tanpa mengeluh. Langit semakin mengeruh. Dea dan Sean baru saja selesai setor gizi untuk tubuh.
Usai makan malam, Dea yang mencuci alat-alat makan. Sang suami membantu dengan membawa peralatan kotor mereka ke bak pencucian. Tak sampai Sepuluh menit, kegiatan Dea itupun rampung juga.
Sesi bincang-bincang bagi mereka, kini mulai dibuka. Keduanya memutuskan untuk kembali ke ruang terprivasi lebih dulu. Di mana lagi kalau bukan kamar tidur. Tempat pelepas penat bersuasana hangat.
"Aku heran, loh... kenapa kamu nggak pernah bilang dulu kalo mau ngajak liburan?!" semprot perampuan itu, kalimat yang ia tahan-tahan dari tadi akhirnya meledak juga. Wajah Dea tampak kecewa.
Namun sepertinya, Sean belum menyadari hal itu. Dia cukup terkesiap karena Dea tiba-tiba saja melayangkan unek-uneknya dengan volume tinggi dan terkesan menyentak. Namun dengan santai, Sean menyahut, "namanya kejutan, Sayang...."