Selamat membaca :)
°•°•°
Sean mengecup kening Dea sebelum pamit. "Hati-hati, sayang..." satu tangannya turut mengode, tanda perpisahan.
"Kamu juga! semangat kerja!"
"Iya," jawab Sean.
Kemudian, Sean nangkring di atas motor biru gelapnya. Motor yang baru saja ia keluarkan dari garasi. Mengganti mobilnya dengan kendaraan roda dua.
Pagi ini, anak dan menantu Debora sudah menjauh dari rumahnya. Selesai sarapan, Sean langsung membawa Dea pergi ke tempat pribadinya, yang tak lain dan tak bukan adalah rumah masa kini, esok, dan berharap hingga keduanya menua. Begitu Sean berpamitan, ia melaju dengan hati-hati. Ia harus pergi kerja sampai sore nanti.
Dea yang masih di luar pintu, lantas masuk ke rumah. Mendorong maju, pintu di depan matanya. Senyumnya tersungging seketika.