Selamat membaca :)
°•°•°
Merasa tak ada obrolan saat mendekam dan keluar dari mobil, Dea menghela napas panjang. Kini dia mengamati Sean yang berjalan di sampingnya tanpa sepatah kata. Sampai mereka singgah di kamarpun, Sean tetap enggan bersuara lebih dulu.
Akhirnya Dea sendiri yang membuka obrolan. Memanggil suaminya dengan volume pelan, "Sean..." tampak senyum kecilnya muncul. Menyemangati diri sendiri kalau nantinya Sean tetap membisu.
"Hem."
"Kita sarapan lagi ya... kayaknya kurang kalo cuma makan roti. Soalnya habis ini kita langsung jalan-jalan, kan?" tanya Dea selembut mungkin. Meskipun pria itu cuma mengotak-atik handphone dan duduk di tepi kasur.
"Hem," balas Sean sekenanya.
"Kamu yang nentuin tempat makannya, kan?" tanyanya lagi mencoba menggali mood sang suami.
"Hem."
"Kamu kenapa...? aku ada salah?" Sean menggeleng. Sementara, sepasang mata teduhnya tetap mengarah ke ponsel. "Kalo iya, aku minta maaf."
"Iya."